Pengaruh Lingkungan Sosial, Budaya, Agama, dan Adat Istiadat Terhadap Kegiatan Konsumsi - Fulus

Rabu, September 13, 2023

Pengaruh Lingkungan Sosial, Budaya, Agama, dan Adat Istiadat Terhadap Kegiatan Konsumsi

Logo Halal Indonesia

Fulus.biz.id – berbicara mengenai faktor-faktor yang memengaruhi kegiatan konsumsi, seringkali perhatian kita hanya terfokus pada faktor-faktor ekonomi seperti pendapatan, harga, dan tingkat bunga.

Sebenarnya, ada sejumlah faktor non-ekonomi yang juga memiliki pengaruh besar, termasuk lingkungan sosial, budaya, agama, dan adat istiadat.

Lingkungan sosial, budaya, agama, dan adat istiadat termasuk faktor nonekonomi yang memengaruhi kegiatan konsumsi. Berikut dua contoh dari lingkungan sekitar kita terkait hal tersebut.


1. Konsumsi Makanan Halal Bagi Ummat Islam

Di banyak negara dengan populasi Muslim yang banyak, keberadaan produk makanan halal adalah sebuah kebutuhan, bukan pilihan.

Makanan halal adalah makanan yang berasal dari sesuatu yang halal diolah, diproduksi, dan disiapkan sesuai dengan hukum Islam.

Tidak hanya mempengaruhi apa yang dibeli, keberadaan produk halal juga mempengaruhi di mana orang berbelanja. Jujur saja, pasar atau toko yang menyediakan produk halal cenderung lebih disukai.

Kondisi ini menciptakan sebuah ekosistem bisnis yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kepercayaan agama, sehingga menaikkan permintaan akan produk halal dan mempengaruhi kegiatan konsumsi secara berdampingan.

Agama tidak hanya menjadi panduan spiritual tetapi juga menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan ekonomi. Produsen dan pengecer yang sadar akan hal ini, sehingga lebih efektif dalam memasarkan produk atau jasa mereka ke pasar Islam.


2. Pengaruh Budaya Lokal pada Pilihan Fashion

Budaya lokal juga mengambil peran penting dalam kegiatan konsumsi, terutama dalam hal fashion atau pakaian.

Contohnya saja, di India, sari yang merupakan pakaian tradisional sering dipilih oleh kaum wanita, terutama dalam acara formal atau upacara keagamaan. Meskipun pakaian Barat seperti jeans dan kaos juga dikenakan, sari tetap memiliki tempat khusus di hati masyarakat India.

Keputusan untuk mengenakan sari dibentuk oleh berbagai faktor termasuk tradisi, norma sosial, dan bahkan tekanan keluarga atau teman.

Pada saat yang sama, industri fashion di India harus mempertimbangkan preferensi ini saat merancang dan memasarkan produk mereka.

Mereka tidak hanya menyediakan pakaian yang trendi menurut standar Barat tetapi juga harus memasukkan unsur-unsur budaya lokal agar tetap relevan di pasar.


Setelah membahas tentang faktor non-ekonomi yang memengaruhi kegiatan konsumsi, kita mesti menyinggung juga aspek faktor ekominya, berikut uraiannya…


Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Kegiatan Konsumsi

Berbicara tentang konsumsi, seringkali fokus utamanya adalah pada faktor ekonomi yang mempengaruhinya.

Bagaimana pun, faktor ekonomi tetap menjadi pondasi yang sangat penting dalam memahami perilaku konsumen. Berikut beberapa faktor ekonomi yang berpengaruh besar terhadap kegiatan konsumsi.


1. Pendapatan Pribadi

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi konsumsi adalah pendapatan pribadi atau pendapatan rumah tangga.

Logikanya sederhananya: semakin tinggi pendapatan, semakin besar pula kemampuan seseorang atau sebuah keluarga untuk mengonsumsi barang atau jasa.

Faktanya, pendapatan mempengaruhi tidak hanya volume tetapi juga jenis konsumsi.

Contoh, seseorang dengan pendapatan tinggi mungkin memilih untuk makan di restoran mahal, sementara orang dengan pendapatan lebih rendah mungkin lebih memilih untuk memasak di rumah.


2. Harga Barang dan Jasa

Harga menjadi faktor ekonomi lainnya yang memiliki dampak langsung terhadap konsumsi. Jika harga suatu barang atau jasa mahal, kecenderungannya adalah menurunkan jumlah konsumsi barang atau jasa tersebut.

Efek ini bisa lebih kompleks jika kita mempertimbangkan barang substitusi (pengganti) dan komplementer.

Contoh, jika harga bensin naik, biaya transportasi juga akan meningkat, yang bisa mempengaruhi keputusan orang untuk bepergian atau bahkan memilih jenis transportasi yang lebih murah.


3. Tingkat Bunga dan Kredit

Ketersediaan dan biaya kredit juga mempengaruhi kegiatan konsumsi, terutama untuk barang-barang mahal seperti rumah dan mobil.

Tingkat bunga yang rendah cenderung mendorong konsumsi karena mempermudah pinjaman dan mengurangi biaya angsuran.

Kebalikannya, tingkat bunga yang tinggi bisa mencegah orang dari meminjam uang, yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat konsumsi.


4. Kepercayaan Konsumen

Meski bersifat psikologis, kepercayaan konsumen juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, dan inflasi.

Bila ekonomi sedang booming dan orang merasa pekerjaan mereka aman, mereka lebih cenderung untuk mengonsumsi lebih banyak.

Pada keadaan sebaliknya, di tengah resesi atau ketidakpastian ekonomi, kecenderungan adalah untuk menabung lebih dan mengurangi konsumsi.


Rangkuman

Faktor ekonomi mengendalikan peranan krusial dalam kegiatan konsumsi. Baik pendapatan, harga, kredit, atau kepercayaan konsumen, semuanya membentuk sebuah gambaran kompleks dari bagaimana, mengapa, dan kapan orang memilih untuk mengonsumsi.

Kegiatan konsumsi tidak bisa dipahami sepenuhnya hanya dengan melihat faktor ekonomi saja. Lingkungan sosial, budaya, agama, dan adat istiadat memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kebiasaan dan pilihan konsumsi.

Mengabaikan faktor-faktor ini bisa berakibat fatal bagi bisnis dan pemasar, karena keputusan konsumsi seringkali lebih kompleks dan dibentuk oleh lapisan-lapisan pengaruh yang saling berkaitan dan mengakar.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda