Sebutkan Jenis Kredit Pasif dan Kredit Aktif yang Dilakukan oleh Pihak Perbankan - Fulus

Selasa, Februari 27, 2024

Sebutkan Jenis Kredit Pasif dan Kredit Aktif yang Dilakukan oleh Pihak Perbankan

Jenis Kredit Pasif dan Kredit Aktif yang Dilakukan oleh Pihak Perbankan

Fulus ~ Dalam ilmu perbankan, konsep kredit pasif dan kredit aktif menjadi dua elemen dasar dalam operasional bank. Kedua jenis kredit ini berperan dalam mengatur aliran uang dan menentukan strategi perbankan dalam memberikan layanan kepada nasabahnya. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas secara rinci tentang berbagai jenis kredit pasif dan kredit aktif yang dilakukan oleh pihak perbankan.


Pengertian Kredit Pasif dan Kredit Aktif

Kredit pasif merujuk pada dana yang dikumpulkan oleh bank dari nasabah atau pihak lain, yang nantinya akan digunakan oleh bank untuk berbagai keperluan, termasuk pemberian kredit kepada pihak lain. Sementara itu, kredit aktif adalah pinjaman yang diberikan oleh bank kepada nasabah atau pihak lain, yang menjadi sumber pendapatan utama bank.


Jenis Kredit Pasif

Tabungan

Salah satu bentuk kredit pasif yang paling umum adalah tabungan. Nasabah menyimpan uangnya di bank, dan bank memberikan bunga sebagai imbalan atas dana yang disimpan. Tabungan ini tersedia dalam berbagai jenis, seperti tabungan reguler, tabungan berjangka, atau tabungan dengan manfaat tertentu.

Deposito

Deposito adalah jenis kredit pasif di mana nasabah menyimpan sejumlah uang dalam jangka waktu tertentu dengan suku bunga yang telah disepakati. Deposito biasanya memberikan bunga yang lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa, tetapi dana tidak bisa ditarik sebelum jatuh tempo.

Sertifikat Deposito

Ini adalah bentuk deposito berjangka yang dikeluarkan oleh bank dengan jangka waktu, bunga, dan nilai nominal yang tetap. Sertifikat deposito ini dapat diperjualbelikan.

Dana dari Lembaga Keuangan Lain

Bank juga mendapatkan kredit pasif dari lembaga keuangan lain, baik dalam bentuk pinjaman, kredit sindikasi, atau bentuk lainnya. Dana ini digunakan untuk memperkuat likuiditas bank.


Jenis Kredit Aktif

Kredit Konsumtif

Kredit ini diberikan kepada individu untuk keperluan pribadi, seperti kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor, atau kredit tanpa agunan (KTA).

Kredit Investasi

Jenis kredit aktif ini diberikan untuk tujuan investasi, seperti pembelian mesin, pembangunan pabrik, atau ekspansi bisnis. Kredit investasi memiliki jangka waktu yang lebih panjang dan nilai pinjaman yang lebih besar.

Kredit Modal Kerja

Kredit ini bertujuan untuk mendukung operasional harian perusahaan, seperti pembelian bahan baku, pembayaran gaji, dan kebutuhan operasional lainnya.

Overdraft

Overdraft memungkinkan nasabah untuk mengambil uang lebih dari saldo yang ada di rekeningnya. Ini merupakan fasilitas kredit jangka pendek yang membantu nasabah dalam memenuhi kebutuhan mendesak.

Kredit Sindikasi

Ini adalah bentuk kredit aktif yang diberikan oleh beberapa bank secara bersama-sama kepada satu peminjam, biasanya untuk proyek berskala besar dengan risiko dan nilai pinjaman yang tinggi.


Manajemen Risiko dalam Kredit Pasif dan Aktif

Dalam mengelola kredit pasif dan aktif, bank harus melakukan manajemen risiko yang efektif. Risiko ini meliputi risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar. Bank harus memastikan bahwa dana yang terkumpul dari kredit pasif cukup untuk memenuhi permintaan kredit aktif, sekaligus menjaga agar portofolio kreditnya tetap sehat.


Pengaruh Kredit Pasif dan Aktif terhadap Kesehatan Keuangan Bank

Keseimbangan antara kredit pasif dan aktif sangat penting dalam menjaga kesehatan keuangan bank. Rasio antara kedua jenis kredit ini harus dijaga agar bank dapat memenuhi kewajiban dan komitmen keuangan kepada nasabah dan pemegang saham.


Akhir Kata

Kredit pasif dan aktif adalah dua komponen yang saling terkait dan sangat berpengaruh dalam operasional perbankan. Melalui kredit pasif, bank mengumpulkan dana yang kemudian digunakan untuk memberikan kredit aktif. Setiap jenis kredit memiliki karakteristik dan manfaatnya masing-masing, serta memerlukan manajemen risiko yang baik. Keseimbangan antara keduanya adalah aspek yang sangat esensial dalam menjaga kestabilan dan keberlangsungan operasional bank.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda