Rupiah - Won Sepakat Kerja Sama Penggunaan Mata Uang Lokal dalam Transaksi Bilateral - Fulus

Selasa, September 03, 2024

Rupiah - Won Sepakat Kerja Sama Penggunaan Mata Uang Lokal dalam Transaksi Bilateral

Fulus.biz.id - Dilansir dari Kemlu.go.id, ada tanggal 2 Mei 2023, dalam rangka meningkatkan integrasi ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan, sebuah langkah strategis telah diambil oleh kedua negara. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Gubernur Bank of Korea Lee Chang-yong telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MOU). Penandatanganan ini dilakukan di sela-sela Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Sentral ASEAN+3 di Incheon, Korea Selatan, menandai langkah signifikan dalam hubungan bilateral kedua negara.

Hadir sebagai saksi dalam acara monumental ini adalah Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto. Beliau menyampaikan harapan yang tinggi terhadap peningkatan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi antar dua negara. Dalam sambutannya, Dubes Gandi Sulistiyanto menekankan pentingnya meningkatkan kerja sama dan pertukaran antar masyarakat, dan salah satu usulan strategis yang diharapkan adalah implementasi kebijakan bebas visa untuk Warga Negara Indonesia yang berkunjung ke Korea Selatan. “Kebijakan bebas visa akan mendorong lebih banyak peluang bisnis dan pariwisata bagi kedua negara," tegasnya dengan optimisme.

Fokus MOU ini adalah pada penggunaan mata uang lokal, yaitu Korean Won dan Rupiah, dalam transaksi bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan. Ini mencakup transaksi berjalan (current account transaction), investasi langsung, dan transaksi ekonomi serta keuangan lainnya yang akan lebih lanjut disepakati oleh kedua bank sentral.

Penggunaan mata uang lokal diharapkan dapat memudahkan berbagai transaksi ekonomi, mengurangi ketergantungan pada mata uang asing seperti dolar AS, dan pada akhirnya, mempromosikan perdagangan serta memperdalam pasar keuangan dalam mata uang lokal di kedua negara. Inisiatif ini diharapkan tidak hanya meningkatkan efisiensi ekonomi tetapi juga memperkuat kedaulatan keuangan kedua negara.

Sistem Kerja Sama Penggunaan Mata Uang Lokal dalam Transaksi Bilateral

Sistem Kerja Sama Penggunaan Mata Uang Lokal dalam Transaksi Bilateral adalah suatu mekanisme yang dirancang untuk mempromosikan penggunaan mata uang negara-negara yang terlibat dalam transaksi ekonomi lintas batas, mengurangi ketergantungan pada mata uang asing utama seperti dolar Amerika Serikat atau euro. Tujuan utama dari sistem ini adalah untuk memfasilitasi perdagangan dan investasi lebih lanjut antara negara-negara dengan mengurangi risiko nilai tukar dan biaya transaksi, serta meningkatkan stabilitas ekonomi regional.

Mekanisme Utama

  1. Pertukaran Mata Uang Langsung: Transaksi antar negara dilakukan menggunakan mata uang lokal mereka, bukan melalui mata uang ketiga. Hal ini mengurangi kebutuhan untuk transaksi valuta asing yang dapat meningkatkan biaya dan waktu transaksi.

  2. Penetapan Kurs Valuta: Bank sentral dari negara-negara yang terlibat biasanya akan menyetujui kurs pertukaran atau mekanisme penyesuaian kurs yang akan digunakan untuk transaksi bilateral, yang dapat membantu mengurangi ketidakpastian pasar dan fluktuasi harga.

  3. Perjanjian Swap Mata Uang: Ini melibatkan pertukaran mata uang antara bank sentral yang berpartisipasi, yang dapat digunakan untuk mendukung likuiditas mata uang lokal dalam kondisi pasar tertentu, memberikan tambahan jaminan terhadap risiko likuiditas.

Manfaat

  • Efisiensi Biaya: Pengurangan biaya transaksi yang terkait dengan konversi mata uang dan hedging risiko nilai tukar.
  • Stabilitas Keuangan: Pengurangan eksposur terhadap fluktuasi mata uang asing membantu negara-negara menjaga stabilitas makroekonomi mereka.
  • Peningkatan Perdagangan Bilateral: Dengan mengurangi hambatan transaksi, negara-negara bisa memperluas perdagangan dan investasi lintas batas.
  • Pemberdayaan Mata Uang Lokal: Promosi penggunaan mata uang lokal dapat memperkuat peran mereka di pasar global dan regional.

Tantangan

  • Keseimbangan Perdagangan: Negara-negara dengan defisit perdagangan besar mungkin menemukan tekanan pada mata uang lokal mereka, membutuhkan manajemen kebijakan yang cermat.
  • Koordinasi Kebijakan Moneter: Memerlukan koordinasi yang erat antara bank sentral untuk menjaga stabilitas kurs.
  • Penerimaan Pasar: Penerimaan luas mata uang lokal di pasar global mungkin terbatas, membutuhkan upaya promosi dan dukungan kebijakan yang substansial.

Sistem ini telah diterapkan dalam berbagai bentuk antara beberapa negara, terutama dalam kawasan seperti ASEAN, di mana inisiatif serupa telah membantu memperkuat hubungan ekonomi regional dan mempromosikan penggunaan mata uang ASEAN dalam perdagangan regional.

Penggunaan mata uang lokal diharapkan dapat memudahkan berbagai transaksi ekonomi, mengurangi ketergantungan pada mata uang asing seperti dolar AS, dan pada akhirnya, mempromosikan perdagangan serta memperdalam pasar keuangan dalam mata uang lokal di kedua negara. Inisiatif ini diharapkan tidak hanya meningkatkan efisiensi ekonomi tetapi juga memperkuat kedaulatan keuangan kedua negara.

Penguatan kerja sama ini sangat signifikan terutama karena bertepatan dengan perayaan 50 Tahun Hubungan Persahabatan Indonesia – Korea Selatan di tahun 2023 dengan tema Closer Friendship, Stronger Partnership. Kedua negara menunjukkan komitmen kuat untuk tidak hanya meningkatkan hubungan bilateral tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk pertumbuhan ekonomi bersama. Ini menunjukkan bahwa kedua negara memandang kerja sama ini sebagai langkah penting dalam mempererat hubungan ekonomi dan keuangan di kawasan Asia.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda